27/01/2011

2011 Airlangga MCC Phillip C. Jessup Team, Revealed/unrevealed story for better Airlangga (Seri 1)

Kawan, saya akan bercerita tentang perjalanan kami selama 3 hari mengelilingi medan kompetisi called Phillip C. Jessup. Ssst…actually this is part of my report fellas! (Hope you) enjoy it…

Seri 1: Apa itu Phillip C. Jessup Moot Court Competition?

Phillip C. Jessup Moot Court Competition (Jessup MCC) adalah kompetisi peradilan semu di bidang Hukum Internasional. Kompetisi ini termasuk dalam kompetisi peradilan semu elit dunia. Lebih dari 80 negara telibat dalam kompetisi ini dengan jumlah partisipan hampir 800 Fakultas Hukum atau School of Law yang terlibat. Para mahasiswa dihadapkan dengan situasi bagiamana beracara dalam International Court of Justice (ICJ) sebagai wakil negaranya masing-masing (called agent and co-agent) dimana dituntut untuk menyelesaikan sebuah permasalahan (Moot Problem/Compromis). (begitu singkatnya, further information u may click this http://www.ilsa.org/jessup/ :D).

Bagiamana dengan di Indonesia (Indonesian National Round)? Tahun ini, Jessup MCC memasuki usianya yang ke-10. Memang masih muda apabila dibandingkan dengan negara-negara lainnya, namun usia ke-10 ini adalah bukti bahwa kompetisi ini memasuki usia yang harus semakin diwaspadai bak anak kecil yang semakin beranjak ke usia remaja. Persaingan dari tahun ke tahun semakin ketat. Baik itu PTN maupun PTS mengirimkan delegasi terbaiknya untuk mengikuti kompetisi ini. Di usianya yang ke-10 ini, Jessup MCC telah melahirkan talenta-talenta muda yang sangat luar biasa. Tidak hanya itu saja, kesempatan memperluas network menjadi iming-iming tersendiri. Bagaimana tidak, selain diikuti oleh PTN dan PTS elit di Indonesia, kompetisi ini juga menghadirkan para professional di bidangnya masing-masing sebagai jurinya (the Judges). Ssstt, tidak hanya professional dari Indonesia saja, namun professional dari Negara-negara yang memiliki reputasi sekolah hukum tinggi di dunia.


Bagaimana para mahasiswa ber-Jessup MCC ria? Mahasiswa memposisikan dirinya sebagai Applicant dan/atau Respondent. Mereka beradu argumen untuk meyakinkan juri bahwa argumen merekalah yang paling layak untuk dijadikan pertimbangan. Seperti dalam sidang di pengadilan kita kawan, venue adalah milik para juri, Applicant dan Respondent, plus podium persis di depan juri untuk mengutarakan dan meyakinkan para juri. Pada tahap pertama, agent dari Negara Applicant akan menyampaikan memorialnya dengan durasi kurang lebih 20 menit, untuk kemudian dilanjutkan oleh Co-Agent dalam durasi yang sama. Tahapan selanjutnya adalah penyampaian Pleading dari Agent Negara respondent. Durasi yang sama pun berlaku dalam tahapan ini, begitu juga akan diikuti dengan Co-Agent nya. Seteleh penyampaian memorial dan pleading, lomba dilanjutkan dengan tahap Rebuttal dimana Agent dari Negara Applicant akan keukeh terhadap memorialnya dan dilanjutkan dengan Surrebutal dari agent Negara Respondent. Masing-masing tahapan ini tidak membutuhkan waktu yang lama, antara 3 sampai 5 menit saja. Selain tahapan-tahapan tersebut, para juri wajib dibuat terpukau oleh para pihak. Kalimat kunci dalam hal iji adalah ‘how to convince the judges’. Komponen yang harus dipenuhi untuk itu adalah 1) Material/Substance; 2) Performance; 3) Practice it before the match!
Material /Substance
Apakah yang dimaksud dengan material/substance ini? Kawan, masihkah ingat diatas tadi sudah saya singgung tentang Moot Problem/Compromis. Ya..inilah dasar pembuatan apa yang disebut dengan Memorial. Sebagai perbandingan, kita mengenal istilah ‘pembelaan’ dalam sidang-sidang umum di pengadilan kita. Penguasaan teori Hukum Internasional dan kasus-kasus yang telah diputus oleh ICJ menjadi referensi wajib bagi team. Teori dan kasus-kasus tersebut menjadi bahan awal untuk meracik Memorial. Memang tidak mudah untuk mempraktekkannya. Namun jangan khawatir, pastinya team akan didampingi oleh Advisor atau Coach. Team dan Advisor/Coach akan bersama-sama menyusun Memorial dengan teliti dan seksama (ciee…bahasanya).
Performance
Agree or not, what so called a table manner is such a big deal! To be part of team, your English is ‘everything #1’, what’s next??? ‘Everything #2 ‘is table manner. Memainkan peran sebagai agent haruslah memperhatikan tata cara internasional. Tata cara dalam hal ini adalah teknis diluar subtansi Moot Problem. Cara berbicara, cara berbusana adalah bagian penting untuk mengelabui para juri. Kok mengelabui??? Betul…kadangkala, terdapat team yang secara substansi kurang namun unggul di bagian ini dapat mempengaruhi putusan para juri (haha..sebenarnya ini sangatlah subyektif fella…namun begitulah yang pernah terjadi, sumber: wawancara dari seorang anggota team,medio Januari, 2011, red.) Furthermore, selain penguasaan bahasa Inggris, men-deliver memorial itu juga PENTING!!! (Sok Cinlau bangetlah bahasa guwee…).
Practice it before the match!
Practice makes perfect!!! No need to explain….practice it fella
!!! (Note: thanks to bu Anti, Ph.D atas wejangannya, plus ijin menyadur juga ya bu…”to be a winner rule number 1 is practice n rule number 2 is practice n rule number 3 is practice.... (IL2MCCFHUA@groups.facebook.com, Friday 21/1/2011)”

Begitulah kira-kira gambaran singkatnya. Kalau begitu, mari fella kita ke tahapan selanjutnya (tapi di tahap ini saya tidak akan bercerita banyak…saya mau mandi dulu, hehe). Bagaimana mereka bertanding, siapa akan lawan siapa dan bagaimana penilaiannya (scoring)? Pada tahap ini dikenal dengan Preliminary Round. Jumlah Prelimiary Round tergantung dengan jumlah peserta (team). Bagaimana penilaiannya? Baiklah kawan, saya sudah selesai mandi, mari kita lanjutkan bahasan kita. Proses Preliminary Round dilakukan oleh team sebnayak dua kali. Masing-masing bertanding sebagai Applicant dan sebagai Respondent dengan berhadapan team yang berbeda di tiap sesinya. Kita tidak dapat m,engetahui mengetahui team mana berhadapan dengan team disebabkan sistem yang dipakai adalah sistem undian dengan nomor team dan bukan dengan nama universitas. Dari sini bingungkah kawan? Saya sendiri saja bingung, hehe. Alright, kita masuk di tahapan scoring. Jumlah pertandingan tiap team adalah 2 kali (sebagai Applicant dan sebagai Resspondent), maka nilai maksimal yang dapat diperolah adalah 4-0 dengan asumsi memenangkan semua pertandingan. Namun tidak hanya berhenti disitu saja, pada saat Technical Meeting masing-masing team akan di beritahu oleh panitia terkait dengan Memorial yang sudah dikumpulkan. Memorial tersebut juga akan dinilai dari aspek administrative (persoalan jumlah kata, margin dll…saya sebenarnya kurang begitu ngeh dengan ini…red.) Setelah babak Preliminary selesai, akan dilanjutkan dengan babak Semi Final. Babak semi final ini akan diisi oleh 4 team yang mendapatkan nilai tertinggi alias menang 4-0 dalam setiap sesi. Well, sepertinya saya terlalu nglantur, terlalu banyak ceritanya. Mending ikut sebagai anggota team saja, pasti tahu selengkapnya…(hahaha yo lawas, red.)

--bersambung--27/01/2011

No comments: